Kamis, 10 Maret 2011
8 Siswi yang Dikeluarkan Karena FB Bisa Ujian
Dinas Pendidikan Kota Bogor, Jawa Barat akan segera menyelesaikan persoalan yang menimpa delapan siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pembangunan, Bogor. Mereka diupayakan bisa mengikuti ujian nasional.
Sebelumnya, mereka dikeluarkan dari sekolah karena dituduh mencemarkan nama baik sekolah melalui situs jejaring sosial Facebook.
Menurut Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor, Fajar Maulana Yusuf, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mendatangi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk memastikan keikutsertaan delapan siswi yang dikeluarkan itu dalam ujian nasional. "Khususnya siswi kelas III akan diupayakan bisa ikut ujian nasional pada 18-21 April nanti," tegasnya.
SMK Pembangunan Bogor, mengeluarkan delapan siswinya karena dianggap mencemarkan nama baik sekolah setelah menulis di status Facebook milik Presta Maulida dengan akun Fresta Gladies Alegra. "Sekolah saya korupsi looh! pengen saya basmi!" begitu tulisannya. Tulisan itu dibuat setelah Maulida mendengar petugas PDAM Kota Bogor datang menagih pembayaran air yang sudah menunggak tiga bulan.
Status itu kemudian dikomentari tujuh rekan Maulida lainnya. "Saya hanya komentar ‘Hahaha bener banget tuh’. Komentar itu saja dan saya dikeluarkan dari sekolah," ujar Diana Amelia, salah satu rekan Maulida. Rekan Maulida lainnya yang hanya mengklik status like juga kena getahnya.
Pihak sekolah pun meradang. Para siswa itu langsung dikeluarkan dari sekolah. Mereka yang dikeluarkan sekolah adalah Presta Maulida, 17 tahun, Diana Amelia, 18 tahun, Firda Putri, 17 tahun, Rinawati, 18 tahun, Fifi Latifah, 17 tahun, Agustianingsih, 18 tahun, Munengsih, 18 tahun, Salamah Rizkia, 17 tahun.
Delapan siswa ini mengadukan nasib yang dialami mereka kepada Dewan Perwakiln Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis 3 Maret 2011 kemarin. Ketua Komisi D DPRD Kota Bogor Laniasari Davis meminta segera agar para pelajar yang dikeluarkan itu agar mereka dapat melanjutkan sekolah.
Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah SMK Pembangunan, Fahruraji mengatakan, sekolah siap menerima delapan siswa yang mengadu ke DPRD Kota Bogor ini agar bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar lagi. Laporan: Ayatullah Humaeni | Bogor
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih telah berkomentar di blog ini, salam sejahtera yah kawan :)